Cari Blog Ini

Kamis, 14 November 2013

Klasifikasi Karang








Klasifikasi karang yang merupakan hewan tanpa bertulang belakang (avertebrata)
adalah sebagai berikut (Veron, 1986) :
Phylum : Coelenterata (Cnidaria)
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia (Madreporaria)
Famili : 1. Acroporidae
Genus : Acropora, Astreopora, Anacropora, Montiopora.
2. Agariciidae
Genus : Coeloseris, Gardineroseris, Leptoseris, Pachyseris,
Pavona.
3. Astrocoeniidae
Genus : Stylocoeniella
4. Pocilloporidae
Genus : Pocillopora, Palauastrea, Stylophora, Seriatopora,
Madracis.
5. Poritidae
Genus : Alveopora, Goniopora, Porites, Stylastrea.
6. Siderastreidae
Genus : Coscinaraea, Psammocora, Pseudosiderastrea,
Siderastrea.
7. Fungiidae
Genus : Ctenactis, Cycloseris, Fungia, Halomitra,
Heliofungia, Herpolitha, Lithophyllon, Podabacea, Polyphylla, Sandalolitha, Zoopilus.
8. Oculinidae
Genus : Archelia, Galaxea.
9. Pectinidae
Genus : Echinophyllia, Mycedium, Oxypora, Pectinia.
10. Mussidae
Genus : Acanthastrea, Australomussa, Blastomussa, Cynarina,
Lobophyllia, Scolymia, Symphyllia.
11. Merulinidae
Genus : Boninastrea, Clavarina, Hydnophora, Merulina,
Paraclavarina, Scapophyllia.
12. Faviidae
Genus : Favites, Favia, Barabattoia, Caulastrea,
Cyphastrea, Goniastrea, Diploastrea, Leptoria, Leptastrea, Montastrea, Moseleya, Oulastrea, Oulophyllia, Platygyra, Plesiastrea.
13. Dendrophylliidae
Genus : Dendrophyllia, Tubastrea, Turbinaria, Heterosammia.
14. Caryophylliidae
Genus : Catalophyllia, Euphyllia, Physogyra, Plerogyra, Neomenzophyllia.
15. Trachypylliidae
Genus : Trachyphyllia, Welsophyllia.

Klasifikasi Terumbu Karang Berdasarkan Bentuk dan Tempat Tumbuh
    Terumbu (reef). Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masuh hidup)di laut dangkal.

    Karang (koral). Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.

    Karang terumbu. Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.
    Terumbu karang. Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis­-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis­-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.
Terumbu karang tepi
Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
Terumbu karang penghalang
Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
Terumbu karang cincin
Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
Terumbu karang datar
Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).

Bentuk Life Form
Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).


2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).


3. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)


Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada satu tipe terumbu karang lagi yaitu:

4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh).
Jika di lihat berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi menjadi karang Acropora dan non-Acropora. Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur skeletonya. Acropora memiliki bagian yang disebut axial coralit dan radial coralit, sedangkan non-Acropora hanya memiliki radial coralit.
Berikut ini penjelasan mengenai acropora dan non acropora :
·            Acropora
Acropora adalah genus karang scleractinian di Cnidaria Filum. Beberapa spesies yang dikenal sebagai meja karang, karang dan bercabang Elkhorn karang. Saat ini ada 149 spesies dijelaskan . Acropora salah satu bangunan utama terumbu karang, bertanggung jawab untuk membangun kalsium karbonat substruktur besar mendukung kulit hidup tipis karang.
Tergantung pada spesies dan lokasi, dapat tumbuh sebagai Acropora piring atau langsing atau cabang yang luas. Seperti karang lainnya, karang Acropora koloni individu yang dikenal sebagai polip, yang sekitar 2 mm dan jaringan berbagi dan jaring saraf. Polip dapat menarik kembali ke karang sebagai respon terhadap gerakan atau gangguan oleh predator mungkin, tapi ketika mereka terganggu sedikit menonjol. Polip biasanya memperpanjang lebih lanjut di malam hari untuk membantu menangkap plankton dan bahan organik terlarut dari air.
Acropora paling umum di lingkungan terumbu dangkal dengan cahaya terang dan moderat dengan gerakan air yang tinggi. Banyak ikan karang kecil yang tinggal di dekat koloni Acropora dan mundur ke semak cabang jika terancam.
Karang ini memiliki zooxanthellae, simbiosis alga yang hidup dalam sel karang dan menghasilkan energi untuk hewan melalui fotosintesis. Perusakan lingkungan telah menyebabkan berkurangnya populasi Acropora, bersama dengan jenis karang lainnya. Acropora terutama rentan terhadap pemutihan ketika stres. Pemutihan ini disebabkan hilangnya zooxanthellae karang, yang merupakan warna cokelat keemasan. Karang dikelantang putih mencolok dan bisa mati jika zooxanthellae baru tidak dapat berasimilasi. Penyebab umum pemutihan dan kematian karang termasuk polusi, suhu air normal hangat, pengasaman laut meningkat, sedimentasi, dan eutrofikasi.
Acropora Kebanyakan coklat atau hijau tetapi beberapa berwarna cerah dan mereka karang langka dihargai oleh aquarists. Propagasi Captive Acropora tersebar luas dalam komunitas karang-menjaga. Mengingat kondisi yang tepat, banyak Acropora spesies tumbuh dengan cepat dan koloni individu dapat melebihi 1 meter di seberang di alam liar. Dalam akuarium terumbu terawat dengan baik, jari-ukuran fragmen dapat tumbuh menjadi basket berukuran koloni dalam 1 sampai 2 tahun. Spesimen penangkaran yang terus mengalami perubahan akibat seleksi yang memungkinkan mereka untuk berkembang di akuarium rumah. Dalam beberapa kasus, fragmen spesimen penangkaran digunakan untuk terisi kembali terumbu tandus di alam liar. Spesies Acropora menantang untuk simpan di akuarium rumah. Mereka membutuhkan cahaya terang, suhu stabil, dan air bergolak. Menyediakan elemen-elemen ini dapat terlalu mahal untuk hobi rata-rata.
·            Non – Acropora
Karang non-Acropora terdiri atas:
1.         Coral branching (CB), bentuknya bercabang seperti ranting pohon.
Contoh : Acropora sp, Echinopora sp, Pocillopora meandrina, Pocillopora eyrduxi, Tubastrea micranatha.
1.         Coral massive (CM), bentuknya seperti batu yang padat.
Contoh : Porites lobata, Porites lutea, Cyphastrea sp, Goniastrea sp, Astreopora sp, Montipora sp, Symphyllia sp, Favia sp, Porites sp, Favitas sp
1.         Coral encrusting (CE), bentuknya merayap, hampir seluruh bagian menempel pada substrat.
2.         Coral submassive (CS), bentuk kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-kolom kecil.
Contoh : Pocillopora eyeduxi, Pocillopora verucosa
1.         Coral foliose (CF), bentuk menyerupai lembaran daun
Contoh : Echinopora lamellosa, Montipora sp
1.         Coral mushroom (CMR), bentuk menyerupai jamur.
2.         Coral Millepora (CME), semua jenis karang api dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung koloni dan rasa panas seperti terbakar apabila tersentuh..
3.         Coral Heliopora (CHL), dapat dikenali dengan adanya warna biru pada skeleton
English et al., (1994) menggolongkan bentuk pertumbuhan Acropora sebagai berikut:
1.         Acropora branching (ACB), bentuk bercabang seperti ranting pohon.
Contoh : Acropora tenuis, Acropora formosa,Acropora digitifera, Acropora humilis, Acropora gamezi, Acropora florida, Pectinia lectuca
1.         Acropora Tabulate (ACT), bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja.
Contoh : Acropora hyacinthus, Acropora cytherea, Acropora clathrata, Acropora latistella
1.         Acropora encrusting (ACE), bentuk mengerak
2.         Acropora submassive (ACS), percabangan bentuk gada/lempeng kokoh, contoh genus Isopora.
Contoh : Acropora palifera
1.         Acropora digitate (ACD), bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan.
Contoh : Acropora gemmifera, Acropora humilis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar